Assalamualaikum wbt. Petikan dari Arrahmah.com.
Terinfeksi virus KhawarijMeski ISIS menampik dirinya
berpahamkan khawarij, namun dari sisi karakter dan ciri-ciri khawarij sangat
melekat padanya. Seperti sabda Rasulullah, ‘Fika Imru’un Jahiliyah’, pada
dirimu ada karakter jahiliyah. Sabda diatas disematkan kepada seseorang yang
memiliki karakter jahiliyah sekalipun beriman kepada Allah. Iman kepada Allah
adalah satu hal, dan kemaksiatannya adalah hal lain. Begitu juga ISIS, klaim
bahwa ia beraqidahkan aqidah ahlus sunnah wal jma’ah adalah satu hal, namun karakternya
yang mudah mengkafirkan pihak lain adalah hal yang lain. ISIS Ahlus Sunnah
klaim, khawarij karakter.Karena karakter khawarij yang dimiliki ISIS inilah
yang menyebabkan ia mudah menumpahkan darah kaum Muslimin dan orang-orang tak
bersalah. Bahkan darah yang ia tumpahkan adalah darah orang-oarng terbaik di
zaman ini. Kegemeran ISIS memerangi kaum Muslimin dan Mujahidin sudah terihat
ketika ISIS masih beroperasi di Iraq dahulu kala, yaitu ketika mereka memerangi
Jaisul Islam terlebih dahulu, kemudian puncaknya membantai Mujahidin Anshar
Islam. Kegemaran ini berlanjut ketika ISIS beroperasi di suriah. ISIS yang
karakternya seperti penderita autisme, selalu merasa benar dan tidak mau
mengalah. Hampir seluruh tandzim jihad di suriah diperangi oleh ISIS, apalagi
tandzim nasionalis.Autisme ISIS berlanjut ketika ISIS melawan arahan-arahan
para pimpinan jihad.
Ketika itu pula terlihat makin jelas autisme ISIS dan
kebohongannya ketika berjanji akan memenuhi instruksi para pimpinan jihad,
namun kenyatannya mereka malah menyerang para pimpinan jihad. Para ulama
rujukan pun menjadi saasaran berikutnya. Sebagian pendukung ISIS menghukumi
para ulama rujukan dengan tuduhan fasiq, munafik bahkan kafir, subhanallahi
amma tashifun.Menurut syeikh al-Maqdisi, ‘…Kadangkala saya juga memandang
sebagian dari mereka lebih buruk dari Khawarij’. Dasar penilaian syekh
al-Maqdisi terangkai dalam beberapa poin berikut:Kelompok Khawarij mengafirkan
pelaku dosa besar. Sebagian mereka (personil ISIS) ada yang mengafirkan
seseorang karena ketaatannya, setelah itu ia mengganti nama ketaatan tersebut
dengan maksiat, pengkhianat, dan shahawat.Rambu-rambu takfir menurut mayoritas
pengikut mereka berdasarkan hawa nafsu dan permusuhan (tidak di atas dhowabit
syar’iyyah).
Mereka diliputi oleh kejahilan, kebingungan, dan angan-angan yang
bodoh.Kelompok Khawarij tidak berdusta. Namun saya pernah ber-muamalah dengan
beberapa dari mereka bahwa ada sebagian dari mereka yang lebih besar
kedustaannya dari Rafidhah dan lebih pembohong dari Yahudi.Mereka mengangkat
pedang terhadap umat terbaik Muhammad SAW dari kalangan Mujahidin, juga
menghalalkan darah dan hartanya. Merekalah yang paling berani dan cepat
memerangi (mujahidin) daripada memerangi kafir asli karena dianggap telah
murtad—dan orang yang murtad lebih buruk dari kafir asli. Di dalam hadits
disebutkan “Siapa yang memberontak dari umatku, memukul (membunuh) yang baik
dan yang fajirnya dan tidak mempedulikan dari kemukminannya serta tidak
menunaikan janjinya kepada orang yang dijanjikan maka ia bukan dariku dan saya
lepas diri darinya.Dan barang siapa yang berperang di bawah bendera ashabiyah
dan menyeru kepada kefanatikan atau marah karena fanatik kemudian terbunuh,
maka terbunuhnya adalah terbunuh secara jahiliyah.” (selesai kutipan).
Syekh Ibrahim
Syakaran, murid senior Syekh Ulwan berkata, Adapun pelabelan Jama’ah Daulah
sebagai ‘Daulah Khawarij’ juga merupakan perkara yang jauh dari kebenaran.
Karena jika kita mengkaji tentang kelompok-kelompok khawarij di dalam nash, ia
dinamakan sebagai Khawarij atau Haruriyah sebagai suatu jama’ah aqidah yang
mana jama’ah itu dan i’tikadnya adalah satu. Mereka terapkan aqidah tersebut
dari atasan hingga bawahan.Adalah lebih tepat untuk melabeli keadaan Jama’ah
ini sebagaimana perkataan “Bahwasanya para ghulat di masa ini lebih ekstrim dan
lebih ghuluw daripada para ghulat di masa lampau” berdasarkan beberapa
hal:Sesungguhnya khawarij di masa lalu sangat berprinsip tinggi dan menerapkan
aqidah bid’ah mereka pada seluruh elemen jama’ah. Sedangkan Jama’ah Daulah
menerapkan aqidah mereka berdasarkan kepemimpinan dan pengaruh.Sebagian besar
khawarij di masa lalu mengafirkan pelaku dosa besar, adapun ghulat di zaman
kita ini mereka tidak mengafirkan perbuatan dosa besar melainkan mengafirkan
perbuatan amal shalih yang disyariatkan pada dasarnya.Khawarij di masa lalu
dikenal dengan ibadah shalat dan bacaan Al-Qur’an mereka, adapun para ghulat di
zaman ini mereka jauh dari ibadah ini, mereka disibukkan dengan nasyid-nasyid
penyemangat dan menghabiskan waktu di media social untuk menghujat dan memaki
dengan tujuan membela Jama’ahnya.
Hukuman keatas mereka yg meninggalkan IS (sheikh Bari)
Pembunuhan di Masjid Salim, Syiria.
Hjlutfi: terus berpegang pada Islam yang sebenar (ASWJ)